Batavia 1943

Memanfaatkan isu geng motor yang sedang marak belakangan ini, Hidayat mengatakan kasus ini adalah bukti bahwa Jakarta tidak aman. Dia berharap, ke depan ada jaminan bagi masyarakat Jakarta untuk merasa lebih aman.

"Kemarin malam ada kasus geng motor yang melakukan kekerasan, Jakarta kita masih belum aman untuk menghadirkan keamanan bagi kita. Ini jadi tantangan bagi kami," kata Hidayat pada saat ceramah di Masjid Nurul Iman.

Menurutnya, selain rasa tidak aman, Jakarta juga masih banyak menyimpan permasalahan di dalamnya. Dia menuturkan, Jakarta bukan hanya sebagai ibukota negara, tetapi juga ibukota ASEAN. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekretariat ASEAN di Jakarta, bukan di kota lain di ASEAN.

"Itu bisa dinilai, Jakarta lebih baik dari ibukota negara lain seperti Bangkok, Kuala Lumpur dan ibukota lainnya. Tapi kenyataannya bagaimana," ungkapnya.

Dalam kasus geng motor ini, tiga orang dilaporkan tewas dan belasan lainnya mengalami luka-luka. Bentrokan dipicu saat anggota TNI AL Klasi Arifin tewas dikeroyok. Aksi selanjutnya diduga bermotif balas dendam yang mengakibatkan dua orang tewas. Tetapi, TNI AL sudah membantah keras terlibat dalam kekerasan geng motor ini. Bantahan TNI AL di sini.
Pajak
Kemudian, lanjut Hidayat, terkait pajak yang dikenakan kepada mal-mal, dia menyarankan untuk bisa dimanfaatkan secara maksimal bagi pasar tradisional. Keberadaan mal, kata Hidayat, bukan untuk mematikan pasar tradisional, tetapi justru seharusnya bisa menghidupkan pasar tradisional.

"Harus ada kerjasama antara pasar tradisional dan supermarket atau mal, di sisi perbedaan barang dan lainnya. Ini adalah ikhtiar, proses yang memungkinkan untuk menjadikan Jakarta lebih baik," ujar dia.

Sumber  :  http://politik.vivanews.com/news/read/304460-hidayat--geng-motor--bukti-jakarta-tak-aman