Posted by : Asep Muharam
Kamis, 17 Mei 2012
Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr (REUTERS/David Gray/Files)
China menunjukkan kejengkelan atas
meningkatnya hubungan kerja sama pertahanan antara Australia dan Amerika
Serikat, terutama setelah Negeri Paman Sam itu mengirimkan kontingen
pertama dari total 2.500 tentara yang akan berbasis di Darwin pada April
lalu.
Kecaman itu dialamatkan kepada Menteri Luar Negeri Australia, Bob
Carr, ketika tengah melakukan lawatan kenegaraan untuk kali pertama ke
Beijing pada awal pekan ini."Saya kira saya bisa meminjam kata-kata dari salah satu pejabat yang saya temui, dan saya yakin ia adalah sang menteri luar negeri: masa-masa persekutuan 'Perang Dingin' telah lama berakhir," ujar Carr, yang menggantikan Kevin Rudd dua bulan lalu, seperti dicuplik dari laman BBC.
China merupakan mitra dagang utama Australia. Sekitar seperempat volume ekspor Negeri Kangguru itu diarahkan ke China.
Hanya saja, Australia memilih merekatkan kerja sama militer dengan Amerika Serikat, hal yang dikritik pengamat militer China, Song Xiaojun. Menurutnya, Australia tidak mungkin bisa sekaligus menjaga hubungan dengan China dan Amerika Serikat.
"Cepat atau lambat, Australia harus memilih siapa yang akan menjadi 'godfather' baginya. Semuanya bergantung dari seberapa kuat calonnya, dan seberapa strategis lingkungannya," kata Song sebagaimana dinukil dari laman The Telegraph.
Tak hanya memperkuat tali kerja sama dengan Australia, Amerika Serikat pun mempererat hubungan luar negerinya dengan beberapa negara Asia Tenggara. China menganggap strategi itu sebagai upaya 'pengepungan.'
Menurut Carr, kehadiran AS di wilayah Asia-Pasifik dapat meningkatkan kestabilan di kawasan. Namun, ia menekankan pemerintah kedua negara menginginkan terwujudnya kerja sama militer yang lebih baik di masa mendatang.
"Kerja sama pertahanan adalah sebuah misi membangun kepercayaan. Kian kita mengerti bagaimana mitra kita menerapkan pendekatannya atas masalah pertahanan, kemungkinan muncul kesalahpahaman akan kian kecil," ujarnya.
Sumber : http://dunia.vivanews.com/news/read/314626-pangkalan-as-di-darwin--china-kecam-australia