Sebuah novel diluncurkan tahun 1912
dengan judul The Lost World. Difilmkan pertama kali pada tahun 1925.
Merupakan karya penulis tenar Sir Arthur Conan Doyle, berkenaan dengan
sebuah ekspedisi ke plato dataran tinggi di wilayah Amerika Selatan di
teritori Venezuela di mana hewan prasejarah masih bertahan hidup.
The Lost World (dunia yang hilang) adalah sebuah kisah fiksi ilmiah yang
sangat tenar di masanya, bahkan sudah direproduksi beberapa kali dan
serial TV-nya pernah juga ditayangkan di stasiun TV nasional kita.
Tapi tahukah Anda? Gambaran dunia yang hilang dalam karya Arthur Conan
Doyle itu berkenaan pula dengan suatu plato yang benar-benar ada di
dataran tinggi perbatasan Venzuela, Guyana, dan Brasil. Persisnya di
puncak Gunung Roraima. Plato yang senantiasa tertutup kabut abadi
bersaput awan.
Plato Gunung Roraima adalah salah satu tempat luar biasa di dunia.
Bernuansa kuno dan misterius. Terhampar di ketinggian 2.739 meter dengan
formasi tebing batu vertikal yang menjulang dari padang rumput dan
hutan. Biasanya dicapai setelah melintasi Taman Nasional Canaima di
tenggara Venezuela.
Bentukan Geologi Tertua
Ciri unik penampakan plato Gunung Roraima adalah memang hasil bentukan
alam tertua yang diduga tersisa dari Era Precambrian kira-kira dua
miliar tahun lalu. Plato kuno ini terstruktur dalam dataran seluas 2,5
km persegi. Karena posisinya yang menjulang vertikal dengan tebing
bebatuan membuat akses ke plato lewat jalan darat hampir mustahil.
Namun ekspedisi darat spektakuler ke plato tersebut dilakukan oleh Sir
Everard im Thurn dengan menembus belantara dan mendaki keterjalan
bentukan dinding bebatuan Roraima tahun 1884 hingga ke puncaknya.
Berdasarkan catatan perjalanan Everard yang menggambarkan sepotong dunia
aneh yang lain ini, menginspirasi penelitian untuk menguak misterinya.
Ekspedisi Everard pula yang menginspirasi Sir Arthur Conan Doyle untuk
menulis novel klasik petualangan The Lost World!
Kehidupan Misterius
Berbagai ekspedisi penelitian di plato Gunung Roraima, menghasilkan
banyak temuan luar biasa. Betapa para ahli sepakat bahwa lingkungan di
Roraima itu tidak terusik selama jutaan tahun kecuali akibat gerusan
angin dan air.
Di ketinggian hampir 3 km itu, tetumbuhan yang hidup di sana sangat
unik. Beradaptasi dengan lingkungan yang keras. Curah hujan tiada henti
sepanjang tahun. Hampir seluruh permukaan tertutup pecahan bebatuan
pasir yang nyaris tak memungkinkan tanaman keras yang berakar panjang
mampu bertahan hidup di sana.
Struktur tanah yang rapuh dan kurang nutrisi ini hanya mampu ditumbuhi
semacam tanaman pelopor sebangsa lumut. Uniknya, yang terlihat menjulang
justru bebatuan dan tanah yang diukir oleh angin dan hujan. Bagaikan
tonggak-tonggak pilar yang menyangga awan.
Aliran air terdapat di plato yang mengalir deras menuju tebing dan
melompat menjadi air terjun di ujungnya. Merupakan air terjun yang
tertinggi di dunia. Aliran air yang kemudian bersatu dengan liukan
sungai Amazon yang legendaris.
Tumbuhan Karnivora
Kerasnya kehidupan di Plato Roraima menjadi mimpi buruk bagi semua
lingkungan hidup yang sudah kita kenal. Namun ekosistem yang terbentuk
di bentangan dunia yang hilang ini menjalin suatu rantai komunitas yang
magis dan menakutkan dalam kacamata manusia.
Hasil penelitian hampir pasti membuktikan bahwa hukum rimba: "survival
of the fittest" (yang terkuat yang bertahan) berlaku mutlak di sini.
Dari segi flora, banyak ditemukan tetumbuhan yang berevolusi menjadi
tumbuhan karnivora (pemakan daging). Sangat mudah ditemukan tumbuhan
semacam kantung semar rawa, beberapa spesies sundew (rangkaian tanaman
berduri mirip kaktus yang menyembul dari dalam tanah dan memakan
serangga) dan bladderwort (sejenis lumut rumput). Ketiga jenis ini
adalah tanaman indah yang punya reputasi sebagai karnivora mematikan
bagi serangga dan hewan-hewan mungil. Mereka mengisap nutrisi hewani
dari binatang yang terjebak di perangkapnya.
Selain itu ditemukan juga tanaman semacam anggrek yang berbunga, dengan dahan yang sangat kecil.
Sementara gambaran fisksi tentang dinosaurus, sama sekali tidak terlihat
di plato Roraima. Satu-satunya mahluk endemik yang sudah
teridentifikasi hanyalah hewan kecil berkulit hitam dengan lurik kuning
di punggungnya. Lalu sebangsa kodok hitam kecil yang tidak melompat
melainkan merayap atau bergerak dengan menggelindingkan tubuhnya untuk
menuruni lereng.
Lalu mahluk lainnya diyakini kehilangan kemampuan melihat alias buta,
tak mampu berenang, dan hanya bergerak perlahan merayapi dataran.
Selebihnya adalah serangga-serangga kecil malang. Dengan sayap yang
rapuh, entah memang hidup di sana atau terbawa angin tersesat di plato
Roraima. Serangga sejenis lalat, kumbang dan nyamuk inilah yang menjadi
santapan mudah tumbuhan pemakan daging. Atau barangkali juga menjadi
mangsa bagi predator lain yang belum sepenuhnya diketahui dari
ketinggian Gunung Roraima.
Ekosistem yang unik di ketinggian ini, masih membutuhkan penelitian
lebih lanjut untuk membongkar semua rahasianya. Setidaknya Roraima tetap
dikenal sebagai salah satu dataran bentukan alam yang tertua di bumi.
Sebuah dunia yang hilang!
Sumber : http://forum.vivanews.com/aneh-dan-lucu/373194-kisah-lost-world-dunia-yang-hilang.html