Posted by : Asep Muharam
Rabu, 21 Maret 2012
Ungkapan
pertama yang ada dalam majalah Life edisi 13 Februari 1950 berbunyi
“Sebuah Negara baru telah lahir di Katulistiwa” ungkapan tersebut
mengartikan hal yang sangat mendalam. Begitu juga dengan isi dalam
tulisan di Majalah tersebut yang menyebut-nyebut Indonesia adalah
Jambrud Katulistiwa yang sangat Indah, subur, kaya dan mengagumkan tiada
tara di seluruh dunia.
Berikut ini adalah sebuah berita atau artikel mengenai Indonesia pada sebuah majalah berjumlah 14 haaman terbitan tahun 1950 oleh majalah Life.
Sebenarnya
sebelum kemerdekaan pun Indonesia pernah dimuat dalam majalah LIFE,
setidaknya dua kali, edisi 7 Desember 1936 yang memuat tentang
Pakubuwono X, Raja Surakarta dan edisi 25 Januari 1937, saat Gusti
Nurul, putri Mangkunegoro VII Surakarta, menarikan tari serimpi di
Belanda saat pernikahan Putri Juliana dan pangeran Bernhard. Dan edisi
tahun 1946 saat terjadi Revolusi besar-besaran di Jawa melawan Belanda.
Tampak Soekarno, Presiden Republik Indonesia dan Fatmawati "Sang Istri" bersama 2 anak mereka
Di
dalam artikel ini disebutkan bahwa Indonesia dikenal sebagai "zamrud
yang memanjang di katulistiwa", "kebanggaan Belanda selama 350 tahun".
Terlihat foto seoarng prajurit Keraton Yogyakarta membawa tombak di
belakang mobil Amerika milik Sultan Yogya
Majalah
Life menggunakan istilah "The Unites States of Indonesia" sebagai
konsekuensi perjanjian KMB dimana Indonesia berbentuk federasi. foto
memperlihatkan kampung air di Sungai Musi dan rumah tradisional dari
bali
Peta
di atas menunjukkan Papua masih di tangan Belanda. Rumah Gadang di
Sumatra (kanan atas), disebutkan bahwa menurut cerita rakyat Sumatra
pada abad 16, seorang pangeran Sumatra melawan musuh dari Jawa, Sang
Pangeran lebih memilih untuk tanding banteng, kemudian menang, alhasil
rumah rumah dibentuk meruncing untuk memperingati peristiwa tanding
banteng tersebut (ga tahu cerita aslinya gimana). Kiri bawah
memperlihatkan masjid di Sumatra. Kanan bawah memperlihatkan patung
Buddha di Borobodur (jaman segitu kepalanya masih pada nyatu ama
badannya, sebelum pada dicuri)
Keunikan
kehidupan di Indonesia, disebutkan bahwa kehidupan di Indonesia
berjalan lambat, namun justru karena itu tercipta maha karya seni. Saat
jaman kolonial, air dan tanah cukup untuk menghidupi semua, namun perang
menghancurkan banyak area persawahan. Kiri atas menunjukkan wanita Bali
berbelanja (perhatikan 'penutup' badannya). kanan atas memperlihatkan
perempuan 16 tahun sedang membatik, kiri bawah tentang seorang pria yang
bekerja di tambang minyak, kanan bawah menunjukkan pengrajin kayu dari
Jepara yang terkenal dengan ukirannya.
Seorang Nelayan Jawa menaiki perahu dengan peci, atribut khas bagi orang Islam Indonesia.
Indonesia: Tanah kaya Payung dan Mangga
Foto kanan atas: wanita semarang dengan kebaya dan sarung batik yang indah berjalan di bawah payung bambu telanjang kaki
Foto kanan bawah: penjual minuman sirup buah di Semarang Kiri bawah: panen padi di Jepara
Atas : jalan setapak menuju rembang, nampak para petani membawa hasil pertanian dan terlihat pula pohon kapok
Kanan bawah : perahu nelayan di rembang yang diberi warna-warna yang tak lain hanya untuk memenuhi hasrat seni masyarakat Jawa
Atas
: penari Bali menarikan tarian yang diambil dari kisah Ramayana, banyak
dari tarian Indonesia yang diambil dari kisah Hindu tersebut
Tengah : Tarian Istana untuk Sang Susuhunan Surakarta yang masih muda, tema tariannya "menciptakan kesejahteraan"
Bawah : Seorang kerabat Susuhunan Surakarta menarikan tarian dengan berperan sebagai raja jahat diambil dari kisah Mahabarata.
Tarian
di Indonesia Anggun dan Unik, tarian di Bali dibandingkan Jawa lebih
dinamis dan cenderung menampilkan "kesurupan" roh jahat sementara tarian
di jawa lebih lembut dan lebih formal. Kedua macam tarian diiringi
musik gong yang indah dan para penarinya mengenakan kostum keemasan
Kiri atas dan bawah : tarian di Bali dimana penarinya terhiopnotis untuk bertarung dengan roh jahat
Kanan : Putri Istana surakarta menarikan tari Serimpi, sebuah mahakarya seni
Atas : aktivitas persawahan di Pendang (mungkin maksudnya padang kali ya) Sumatra
Kiri bawah : para pekerja membawa bahan untuk membangun candi di Bali
Kanan bawah : wanita dan anak anak mandi di sebuah kanal di samping jalanan padat
Atas
: perkebunan teh dan kina di bandung. teh pertama kali diperkenalkan
Belanda di indonesia tahun 1832, sbelum perang, Indonesia menghasilkan
18% total teh dunia, karena perang menurun menjadi 4,5%
Kiri
bawah : wanita dan anak anak mandi di sebuah kanal di samping jalanan
padat, air yang dipakai bercampur dengan air bekas cucian, air minum
diambil dari sumur
Kanan bawah : wanita Bali membawa pot tanah liat untuk dijual di Klungkung , ibukota tua Bali
Generasi
muda harapan bangsa. Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya setelah
berjuang. walalupun mayoritas muslim, pendiri bangsa tidak mencantumkan
nama "muhammad" dalam konstitusinya.
Tampak dari kiri :
Muhammad hatta : Perdana Menteri, negosiator kemerdekaan dan merangkap menteri luar negeri
Sultan Jogja : Menteri pertahanan umur 37 tahun, memimpin pasukan anti Belanda
Anak Agung : Menteri Dalam Negeri, raja Bali berumur 30 tahun yang memperjuangkan federalisme dalam pemerintahan baru
Anak Agung : Menteri Dalam Negeri, raja Bali berumur 30 tahun yang memperjuangkan federalisme dalam pemerintahan baru
Sutan Sjahrir : Negarawan umur 40 tahun yang dibuang oleh Belanda, dia tidak memiliki kantor namun pengaruhnya sangat luas
Seorang
pangeran yang dulunya berasal dari kasta berkuasa menengok ke dalam
Isatan Yogyakarta dimana para negarawan sedang bekerja membuat
undang-undang
Sumber :http://balebalegapleh.blogspot.com/2011/12/masa-lalu-indonesia-di-mata-dunia.html
Related Posts :
- Back to Home »
- Masa Lalu Indonesia di Mata Dunia (Indonesia Pada Majalah Life: 13 Februari 1950)
