Masyarakat
dunia kini sedang ramai membicarakan babi. Setelah sebelumnya dunia
heboh oleh wabah flu burung (avian influenza), kini muncul flu babi yang
tak kalah ganasnya. Ratusan korban sudah berjatuhan (tewas) di Meksiko,
Spanyol, Amerika, dan lainnya. Menurut WHO, flu babi sudah menyebar ke
lebih dari 30 negara. Endemi yang paling parah terjadi di Meksiko. Virus
H1N1 yang bersarang di tubuh babi, ketika menyerang seseorang bisa
berakibat.
Endemi
flu babi semakin memperpanjang daftar penyakit-penyakit yang bersarang
di tubuh hewan. Sebelumnya sudah terkenal penyakit flu burung dengan
virus H5N1-nya. Di Inggris pernah popular penyakit Mad Cow (sapi
gila) yang ditularkan dari sapi, di Indonesia sudah masyhur penyakit
DBD yang disebarkan melalui nyamuk Aides Aigepty, tau jaman dulu ada
Malaria dengan nyamuk Anopeles, rabies pada anjing, virus Antrax pada
burung onta, dan lain-lain. Belum lagi yang dianggap tradisional, bulu
kucing dan penyakit Asma, serta kotoran kuda dengan penyakit
Tetanus-nya.
Sejak
kasus flu babi menyebar, peternakan babi, industri berbahan material
babi, perdagangan babi, kuliner babi, dan lain-lain terpukul. Banyak
yang menjauh dari urusan babi, karena takut mati. Di bandara, pelabuhan,
atau pintu-pintu perbatasan, tempat keluar-masuk arus migrasi dari satu
negara ke negara lain, diterapkan aturan ketat untuk membatasi
penyebaran flu babi. Sampai disana dipasang detektor khusus untuk
memindai orang-orang asing yang menderita flu atau tidak.
Tapi tulisan ini tidak bermaksud membahas flu babi.
Ada materi lain yang sangat menarik untuk dicermati. Di seputar
keberadaan babi, ternyata banyak fakta-fakta menarik yang selama ini
luput dari perhatian kita. Mumpung perhatian sedang tertuju ke binatang
yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai pig atau pork, dan dalam bahasa Arab dikenal sebagai khinzir ini.
Sebelum kita bahas, mohon perhatian arahkan ke satu persoalan berikut: “Mengapa Islam mengharamkan daging babi?”
Mohon
jangan menjawab, “Karena daging babi mengandung telur cacing pita.” Di
masyarakat sendiri sudah lama beredar bantahan seperti ini, “Kalau babi
haram karena cacing pita, maka jika ia dimasak dalam suhu yang sangat
panas (misalnya di atas 500 ยบ C), telur-telur cacing pitanya pasti
mati.” Masalahnya, kalau suhunya kepanasan, nanti dagingnya akan gosong.
Lalu siapa yang mau makan daging gosong seperti areng? Tetapi
masalahnya, di jaman Nabi Saw belum mengenal masalah cacing pita. Tidak
mungkin Syariat Islam menghukumi sesuatu dengan alasan yang baru muncul
ribuan tahun kemudian (di jaman kita).
Baiklah,
tahan dulu alasan-alasan Anda! Mari kita telusuri sebagian fakta
seputar babi. Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi menyegarkan! Amin.
Hanya Allah Ta’ala, Rabb yang layak dipuji dan diagungkan Kesucian-Nya.
Berikut beberapa fakta seputar babi:
[o] Al
Qur’an jelas telah mengharamkan memakan daging babi. Hal itu dapat
dilihat pada Surat Al Baqarah 173, Surat Al Maa’idah 3, Surat Al An’aam
145, dan Surat An Nahl 115. “Diharamkan atas kalian memakan bangkai, darah (yang mengalir), daging babi, dan apa saja yang disembelih atas nama selain Allah.” (Al Maa’idah: 3). Jadi, tidak diragukan lagi bahwa daging babi adalah HARAM.
[o] Menurut
para penikmatnya, rasa daging babi sangat enak. Hal itu bisa
menimbulkan ketagihan. Pernah terjadi, seorang tamu hotel di sebuah
hotel bertaraf internasional di Jakarta, dia marah besar ketika dadar
telur yang dia makan tidak ada unsur babinya. Padahal menurut dia, menu
babi sudah standar hotel berbintang. Sebagian muallaf China, mengaku
masih tergiur dengan kenikmatan makan daging babi yang pernah dia alami.
Kata mereka, dendeng babi adalah menu yang paling nikmat rasanya. Di
komunitas Batak, menu sayur otak babi sangat disukai. Hidangan kepala
babi di tempat itu dianggap sebagai sajian berkelas. Seorang teman di
SMA, anak seorang pejabat kepala sekolah. Dia pernah mengatakan kepada
saya dengan nada melecehkan, bahwa daging babi itu enak. Hal itu membuat
saya emosi, sehingga terjadi insiden cukup serius di sekolah kami.
[o] Babi
adalah hewan yang banyak dagingnya. Kalau sapi harus bertahun-tahun
dipelihara, baru bisa diambil dagingnya. Maka usia babi sejak anak-anak
sampai bisa “dipanen” hanya sekitar 6 bulan saja. Bayangkan, betapa
cepatnya perkembangan ternak babi itu. Namun harga daging di pasaran
relatif sama, meskipun sapi dianggap lebih mahal dari daging babi.
[o] Babi
adalah hewan luar biasa. Hampir keseluruhan sisi hewan itu bisa
dipakai. Daging dan jeroan, jelas banyak yang memakannya. Hingga disana
terkenal sebuah menu yang dinamai, “Babi Guling”. Lemaknya sangat banyak
dipakai untuk campuran masakan, permen, kue, roti, obat-obatan, dan
produk kosmetik. Konon, kalau roti disapu dengan lemak babi, hasilnya
akan mulus. Begitu pula, lemak babi dipakai campuran baso, lo mie, nasi
goreng, dll. Tulang-tulang babi dipakai sebagai bahan gelatin dan lem.
Kulit babi dipakai untuk kerupuk rambak. Bulu-bulu babi dipakai untuk bahan sikat. Sampai kotoran babi pun bisa dipakai untuk rabuk (pupuk kandang). [Mungkin yang belum, gigi babi untuk nimpukimaling,
suara babi untuk menakut-nakuti anak yang susah tidur, serta liur babi
untuk bahan olie mesin. Nah, yang begini sepertinya belum pernah
dicoba].
[o] Menurut
penelitian medis, organ tubuh babi sangat mirip dengan organ tubuh
manusia. Sudah menjadi isu lama, tentang ide transplantasi (mengganti
organ tubuh manusia yang rusak) dengan organ dari babi.
[o] Menurut
sebagian informasi, daging manusia lebih lezat dari daging apapun.
Konon, pasukan Jepang dulu, kalau kekurangan makanan, mereka mengambil
daging dari mayat manusia yang sudah mati. Menurut penelitian medis,
kandungan protein dalam tubuh manusia lebih tinggi dari daging apapun
yang lain.
[o] Dalam Al Qur’an disebutkan tentang sebagian manusia durhaka yang kemudian dikutuk oleh Allah Ta’ala menjadi monyet dan babi. “Katakanlah:
maukah kalian aku beritahukan tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya di sisi Allah dari itu (orang-orang fasik), yaitu
orang-orang yang Allah laknati dan Dia murka kepadanya, lalu Dia jadikan mereka sebagai monyet dan babi; dan yang mengibadahi thaghut. Mereka itulah seburuk-buruk tempatnya, dan paling sesat dari jalan yang lurus.”
(Al Maa’idah: 60). Harus disadari, bahwa ada sebagian manusia dari
kalangan Bani Israil yang dikutuk oleh Allah menjadi babi. Bisa jadi,
gen manusia yang berubah menjadi babi itu, tetap lestari sampai saat
ini.
[o] Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya, beliau kerap menyebut bangsa Yahudi dengan sebutan ashabul qiradah wal khanazir (bangsa
monyet dan babi). Meskipun yang dikutuk menjadi monyet dan babi hanya
sebagian, namun pemberian label penghinaan itu diarahkan kepada semua
kalangan Yahudi.
[o] Perlu
dipahami, bukan hanya Muslim yang diharamkan makan babi, tetapi
orang-orang Yahudi juga sangat mengharamkan hal itu. Yahudi bersih dari
mengonsumsi daging babi. Konsumen babi di dunia kebanyakan adalah
Nasrani dan kaum Musyrikin. Tetapi perlu dicatat, bahwa Yahudi sangat
mendukung program BABI-ISASI, yaitu pemanfaatan semua sisi material babi
untuk digunakan seluas-luasnya dalam berbagai keperluan hidup. Bahkan
bisa jadi, Yahudi adalah sponsor utama agenda mengotori dunia dengan
material berbahan babi itu. Tetapi luar biasanya, Yahudi sendiri sangat
menjaga dirinya dari berbagai unsur babi itu. Yahudi ingin selamat
sendiri, sementara orang lain dibiarkan rusak.
[o] Salah
satu tugas Isa ‘alaihissalam di Akhir Jaman nanti adalah membersihkan
bumi dari babi. Isa menolak keras bahwa ajaran Kenabian-nya membolehkan
memakan babi. Apalagi di Akhir Jaman nanti, Isa mengikuti risalah Islam
yang jelas-jelas mengharamkan babi. Nah, kaum Yahudi sangat membaca
detail peristiwa-peristiwa menjelang Hari Kiamat nanti, termasuk misi
Isa untuk melenyapkan babi. Pelajaran yang bisa dipetik: (1) Babi akan
tersebar di berbagai tempat, dalam berbagai wujud material seperti yang
kita saksikan saat ini; (2) Yahudi sengaja mempersiapkan “PR” sebanyak
mungkin untuk menyambut kedatangan Isa dengan tersebarnya ternak babi
dan material babi di seantero dunia.
[o] Kekejian
Yahudi dalam program BABI-ISASI sudah melampaui batas. Mereka berhasil
mengotori makanan, obat-obatan, kosmetik, bahkan peralatan sehari-hari
manusia dengan unsur babi. Lebih keji dari itu, mereka sengaja
mengangkat citra babi sebagus mungkin melalui kartun, film, boneka,
dongeng, sticker, dan lain-lain. Yahudi ingin menyulap citra babi dari
makhluk terkutuk menjadi icon publik yang menarik, lucu, dan layak
dikasihani.
[o] Dalam bahasa Inggris ada ungkapan, “You are as you eat!”
(kamu adalah seperti yang kamu makan). Kalau seseorang banyak makan
babi, maka sifat-sifat babi akan masuk ke dalam darahnya, lalu ikut
membentuk karakternya. Di antara sifat babi adalah sebagai berikut: (1)
Tidak kenal rasa jijik, sampai kotoran sendiri juga dimakan; (2) Tidak
kenal etika reproduksi, sampai anak babi melakukan pembuahan ke induk
babi, satu betina digarap oleh beberapa pejantan; (3) Babi termasuk
binatang yang tidak kenal rasa cemburu, sekalipun pasangannya diambil
oleh babi lain [bandingkan dengan ayam jago]; (4) Babi adalah hewan yang
sangat egois, hanya mementingkan diri sendiri. Rasa kasihnya, sekalipun
ke anaknya sendiri sangat kurang. Dan lain-lain karakter. Wajar saja
jika Yahudi mendukung penyebaran produk derivate babi seluas-luasnya.
Tujuannya untuk menghancurkan mentalitas kaum-kaum di luar Yahudi.
[o] Setiap
orang yang suka makan babi, sering makan babi, apalagi ketagihan,
mereka akan memiliki sifat-sifat buruk seperti sifat babi itu sendiri.
Babi dan monyet, keduanya adalah binatang dengan perilaku paling aneh di
antara semua binatang-binatang yang ada. Kalau monyet mewakili
kelicikan, keculasan, maka babi mewakili kehinaan, krisis rasa malu,
pengecut, penakut, dan sebagainya. Armada militer apapun yang banyak
mengonsumsi babi, diperkirakan sangat mudah dikalahkan. Meskipun mereka
memiliki perlengkapan senjata canggih.
[o] Di
Papua, babi termasuk jenis binatang yang sangat diagung-agungkan oleh
warga setempat. Nilai babi di kalangan mereka sangat tinggi. Orang Papua
belum tentu marah kalau anaknya tertabrak motor atau mobil. Tetapi
mereka akan marah besar, kalau babinya tertabrak kendaraan. Konon, kalau
seseorang nabrak babi di Papua, dia akan menderita kemiskinan, karena
harus membayar dengan yang sangat tinggi. Satu ekor babi yang mati
terkena kendaraan, pelakunya bisa dikenai denda 10 juta rupiah. Kalau
diperhatikan, rakyat Papua kebanyakan temperamen (mudah marah). Mereka
sering terlibat “perang antar suku”, sampai saat ini. Sepintas lalu
rakyat Papua seperti pemberani, karena suka konflik. Tetapi dalam perang
sesungguhnya, melibatkan banyak prajurit dan senjata, akan tampak bahwa
mereka tidak akan mampu menjalani konflik dalam masa. Siapapun yang
gemar makan babi, dia akan amat sangat mencintai kehidupan dan takut
kematian.
Dari sekian banyak fakta yang dipaparkan, kita mendapati hikmah penting, yaitu:
Pertama,
babi termasuk makhluk keji yang mendapat kutukan. Ia menjadi ujian
besar bagi manusia. Secara material babi menggiurkan, tetapi secara
spiritual (ruhiyah) babi sangat merusak. Dapat dipastikan bahwa
penggemar babi akan rusak moralnya, kalau dia tidak bertaubat kepada
Allah dan berhenti dari kebiasaannya.
Kedua,
babi memiliki kedekatan asal-usul dengan manusia (Bani Israil). Dulu
sebagian kaum Bani Israil dikutuk oleh Allah menjadi monyet dan babi.
Bisa jadi, gen manusia itu masih bertahan di tubuh babi sampai saat ini.
Saya
menyimpulkan, wallahu A’lam bisshawaab. Bahwa Islam melarang ummatnya
memakan babi karena dalam tubuh hewan itu mengandung unsur manusia.
Seperti dijelaskan di muka, bahwa daging manusia termasuk daging
terlezat yang dikenal. Sementara babi juga dikenal sebagai daging yang
lezat dan menimbulkan ketagihan bagi penikmatnya. Bahkan organ dalam
babi mirip dengan organ dalam manusia. Dan penting dicatat, sifat-sifat
babi sangat mirip dengan sifat-sifat orang-orang durhaka dari kalangan
Bani Israil.
Jadi,
kalau seseorang atau sekelompok orang menyukai daging babi, sebenarnya
dia menyukai mengonsumsi dagingnya sendiri. Laa haula wa laa quwwata
illa billah. Dalam Al Qur’an disebutkan: “Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan dan menggunjing satu sama lain. Apakah salah satu dari kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kalian akan merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.” (Al Hujurat: 12).
Demikian
kajian kita kali ini. Semoga bermanfaat. Hanya Allah Ta’ala yang kita
harapkan rahmat, maghfirah, dan keridhaan-Nya. Wallahu A’lam bisshawaab.
Sumber : http://sangatuniksekali.blogspot.com/2011/07/fakta-menarik-seputar-babi.html