Posted by : Asep Muharam
Jumat, 10 Agustus 2012
(ANTARA/ R. Rekotomo)
Menurut Darwito, Humas
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi, laporan itu didasari adanya pendapat
bahwa lubang misterius tersebut adalah saluran air yang dibangun
pemerintah kolonial Belanda.
Beberapa penelitian sejarah dan referensi buku tentang Semarang tempo dulu menunjukkan adanya saluran air yang menghubungkan sejumlah bangunan tua, seperti gedung SMAN 1, RSUP Kariadi, Lawang Sewu, dan Benteng Pendem yang dekat laut. Mereka terhubungkan saluran air bawah tanah.
"Karenanya kami melapor ke BP3 agar diteliti. Jika memang itu bangunan sejarah, tentu harus dilindungi," kata Darwito, Rabu (27/6/2012).
Adapun mengenai pembuatan IPAL, Darwito menjelaskan tetap harus dilanjutkan, hanya saja tempatnya bisa dipindah atau digeser. "Jika terbukti bangunan bersejarah, kami rasa pembangunan IPAL bisa dipindah ke titik yang lain," katanya.
Lubang misterius yang mirip dengan gua bawah tanah ditemukan para pekerja bangunan saat menggali tanah di kaki bukit. Bawah bukit itu sebelumnya adalah tempat pembuangan sampah.
Gua itu memiliki ketebalan dinding 42 centimeter, lebar 2 meter, kedalaman 5,2 meter, dan tinggi mencapai 2 meter. Darwito mengatakan, bangunan rumah sakit itu sudah berdiri sejak jaman kolonial Belanda tahun 1925. Namun, di dalam denah rumah sakit tidak ada gua dan hanya berupa bukit.
Menurutnya, sampai saat ini para pekerja masih mencari tahu apakah masih ada akses ke ruang bawah tanah di goa tersebut. Karena masih terdapat timbunan tanah setebal 70 centimeter.
Beberapa penelitian sejarah dan referensi buku tentang Semarang tempo dulu menunjukkan adanya saluran air yang menghubungkan sejumlah bangunan tua, seperti gedung SMAN 1, RSUP Kariadi, Lawang Sewu, dan Benteng Pendem yang dekat laut. Mereka terhubungkan saluran air bawah tanah.
"Karenanya kami melapor ke BP3 agar diteliti. Jika memang itu bangunan sejarah, tentu harus dilindungi," kata Darwito, Rabu (27/6/2012).
Adapun mengenai pembuatan IPAL, Darwito menjelaskan tetap harus dilanjutkan, hanya saja tempatnya bisa dipindah atau digeser. "Jika terbukti bangunan bersejarah, kami rasa pembangunan IPAL bisa dipindah ke titik yang lain," katanya.
Lubang misterius yang mirip dengan gua bawah tanah ditemukan para pekerja bangunan saat menggali tanah di kaki bukit. Bawah bukit itu sebelumnya adalah tempat pembuangan sampah.
Gua itu memiliki ketebalan dinding 42 centimeter, lebar 2 meter, kedalaman 5,2 meter, dan tinggi mencapai 2 meter. Darwito mengatakan, bangunan rumah sakit itu sudah berdiri sejak jaman kolonial Belanda tahun 1925. Namun, di dalam denah rumah sakit tidak ada gua dan hanya berupa bukit.
Menurutnya, sampai saat ini para pekerja masih mencari tahu apakah masih ada akses ke ruang bawah tanah di goa tersebut. Karena masih terdapat timbunan tanah setebal 70 centimeter.
Sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/330044-gua-misterius-semarang-diduga-dibuat-belanda