Posted by : Asep Muharam
Minggu, 29 Juli 2012
Kepulauan Spratly di Laut China Selatan (REUTERS/Rolex Dela Pena/Pool)
Arkeolog-arkeolog China menemukan, Minggu 29 Juli 2012, belasan "situs barang peninggalan budaya bawah air" di sekitar pulau yang disengketakan di Laut China Selatan itu.
Xisha adalah bagian dari kepulauan Sansha. Sansha disebut China sebagai bagian dari Provinsi Hainan, sementara Vietnam dan Filipina juga mengklaim miliknya.
Kini China menggunakan bukti-bukti dari arkeolog untuk membuktikan kepemilikan atas kepulauan itu, menurut sebuah sumber yang dikutip The Times of India.
China menyatakan, arkeolog menemukan koin dan keramik dari India dan Asia Barat selama pencarian bawah air. Seperti disampaikan seorang ahli dari Provinsi Hainan Li Jilong, tim arkeolog mengumpulkan sejumlah besar spesimen termasuk keramik dan porselen, koin tembaga dan bagian dari perahu.
Mereka juga mengklaim, ada sejumlah bukti pencurian barang-barang peninggalan ini oleh pihak bukan China.
China merebut gugusan Pulau Paracel pada 1974 setelah terlibat perang dengan Vietnam. Taiwan juga mengklaim pulau-pulau itu, yang hanya dihuni ribuan orang dan kebanyakan adalah nelayan.
Bagi China, pemerintahan administatif di Kota Sansha itu juga mencakup Kepulauan Spratly dan Scarborough. Padahal, pulau-pulau itu juga diklaim sejumlah negara. Masyarakat internasional khawatir bila sengketa teritorial di Laut China Selatan - yang mengandung sumber energi dan hasil laut yang melimpah - gagal diselesaikan, maka bisa mengundang perang terbuka.
Sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/339846-sengketa-china-selatan--rrc-pakai-arkeolog