Posted by : Asep Muharam
Jumat, 23 Agustus 2013
Terowongan Sasaksaat diapit oleh dua stasiun yaitu Stasiun Maswati (+ 499 m di atas permukaan laut) dan Stasiun Sasaksaat
(+ 541 m dpl) serta memiliki panjang 949 m (sebuah dokumen Belanda yang
saya temukan menyebutkan detailnya 949,19 m). Stasiun Maswati terletak
di desa Mandalasari, Cikalong Wetan, Bandung Barat, dan berada di kompleks perkebunan teh PTPN-VIII Panglejar. Terowongan Sasaksaat
berada di sebelah tenggara stasiun Maswati dan hanya berjarak kurang
lebih 1 km di ke sebelah barat daya dari stasiun Sasaksaat.
Perbukitan Cidepong, garis kuning adalah jalur kereta api |
courtesy: Wpeelen di www.flickr.com |
Terowongan
yang membelah perbukitan Cidepong ini adalah terowongan terpanjang
kedua di Indonesia setelah terowongan Wilhelmina (panjang 1208 m) di
Cijulang, Banjar. Terowongan Sasaksaat berada di jalur kereta api yang dibangun oleh SS (Staatsspoorwagen) antara tahun 1902-1903. Terowongan ini berada di jalur antara Purwakarta dan Padalarang di Km 143 + 144 antara Stasiun Maswati (+ 499 m di atas permukaan laut) dan Stasiun Sasaksaat
(+ 541 m dpl), membelah perbukitan Cidepong di Kampung Sasaksaat, Desa
Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
courtesy: Wpeelen di www.flickr.com |
courtesy: Wpeelen di www.flickr.com
|
Didalam terowongan sepanjang 949 m ini terdapat 35 sleko (semacam shelter) terdiri dari 17 kiri dan 18 kanan dari arah Stasiun Sasaksaat. Terowongan yang terletak di Daerah Operasi II Bandung merupakan terowongan kereta api yang padat lalu lintas, setiap harinya ada 44 Kereta api yang melintas secara reguler. Jalur yang lengkung ketika akan memasuki terowongan baik dari arah Stasiun Sasaksaat dan stasiun Maswati maka jalan relnya diberi rel paksa (gongsol). Banyaknya kereta api yang melintas memerlukan penjagaan khusus di terowongan sehingga di kedua ujung terowongan terdapat gardu jaga untuk JPTw (Juru Periksa Terowongan).
Courtesy: Wpeelen di www.flickr.com
|
Sumber : http://willylandscape.blogspot.com/2011/08/terowongan-sasaksaat-bagian-2.html