Posted by : Asep Muharam
Jumat, 23 Agustus 2013
Lokomotif Mallet (courtesy Degahk, flickr.com - http://flic.kr/p/3t23z3) |
Dataran tinggi Priangan atau tatar Parahyangan (Jawa Barat) sejak dulu
terkenal dengan keindahannya, bahkan mengundang berbagai julukan dari
bangsa asing, seperti Bandung Parijs van Java dan Garut Swiss van Java. Kondisi alam yang cocok untuk dijadikan lahan perkebunan berbagai komoditas yang saat itu merajai pasar dunia seperti karet, teh dan kopi,
mendorong pemerintah Hindia Belanda saat itu menciptakan sarana
transportasi massal untuk mengangkut komoditas hasil bumi tersebut ke pelabuhan yang berada di Batavia.
Si Gombar berusaha menaklukan perbukitan antara Garut-Cikajang (courtesy Degahk, flickr.com) |
Pembangunan jalur Rancaekek-Tanjungsari, 1916 (courtesy Collectie Tropenmuseum, Belanda) |
Dahulu di masa awal-awal kehadiran kereta api, masyarakat Bandung menjulukinya Si Gombar. Menurut buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe karya Haryoto Kunto, Si Gombar adalah lokomotif jalur pegunungan (Berglijn Locomotief)
yang modern dan memiliki 8 buah roda-besar di depan, berpasangan. Si
Gombar cocok buat jalur tanjakan-tanjakan berat di wilayah pegunungan
Priangan, sambil mengangkut hasil per kebunan. Kedatangan kereta api ke
wilayah Priangan sering ditunggu-tunggu oleh masyarakat kampung karena
bentuknya yang besar dan unik. Sampai tahun 1930-an masih banyak "orang
gunung" yang turun ke Bandung, berbekal nasi-timbel atau leupeutgorengan, cuma mau nonton Si Gombar ini (Mahanagari di http://www.facebook.com/note.php?note_id=202691449750878).
Lokomotif Mallet CC5012 (courtesy Degahk, flickr.com) |
Rute pegunungan yang dilayani Si Gombar di Priangan diantaranya adalah;
- Jalur Bandung-Cianjur-Bogor
- Jalur Bandung-Purwakarta-Cikampek
- Jalur Bandung-Cibatu-Tasikmalaya-Ciamis
- Jalur Ciamis-Pangandaran
- Jalur Bandung-Dayeuhkolot-Ciwidey
- Jalur Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari
- Jalur Dayeuhkolot-Majalaya
- Jalur Cibatu-Garut-Cikajang
Semua jalur yang pernah dirajai Si Gombar sekarang hanya tinggal
kenangan, Si Gombar mengdenguskan nafas terakhirnya di trayek
Cibatu-Garut-Cikajang pada pertengahan 1983. Jalur yang masih aktif
hingga kini adalah jalur selatan yang menghubungkan Jakarta, Cikampek,
Purwakarta, Bandung, Cibatu (Garut), Tasik hingga ke Jawa tengah dan
Jawa Timur. Namun lokomotif uap rancangan teknisi Jerman Anatole Mallet (1837-1919) ini tak bisa menghindar dari tuntutan zaman. Kebijakan rasionalisasi lokomotif uap ke lokomotif diesel, membuat CC50 harus purna tugas, keberadaannya tergusur dan tergantikan oleh CC200, lokomotif diesel pertama yang diimpor oleh DKA (Djawatan Kereta Api) di tahun 1982 (berdasarkan buku PNKA Power Parade, AE. Durrant, persebaran lokomotif CC50 pada tahun 1969-1971).Sumber : http://willylandscape.blogspot.com/2011/08/si-gombar-lokomotif-mallet-cc-50.html