Posted by : Asep Muharam Jumat, 23 Agustus 2013


Lokomotif Mallet (courtesy Degahk, flickr.com - http://flic.kr/p/3t23z3)


     Dataran tinggi Priangan atau tatar Parahyangan (Jawa Barat) sejak dulu terkenal dengan keindahannya, bahkan mengundang berbagai julukan dari bangsa asing, seperti Bandung Parijs van Java dan Garut Swiss van Java. Kondisi alam yang cocok untuk dijadikan lahan perkebunan berbagai komoditas yang saat itu merajai pasar dunia seperti karet, teh dan kopi, mendorong pemerintah Hindia Belanda saat itu menciptakan sarana transportasi massal untuk mengangkut komoditas hasil bumi tersebut ke pelabuhan yang berada di Batavia.
Si Gombar berusaha menaklukan perbukitan
antara Garut-Cikajang (courtesy Degahk, flickr.com)


     Pertumbuhan Bandung dimulai semenjak hadirnya jalur kereta api tahun 1884. Untuk menaklukan kontur Priangan yang berbukit-bukit dengan lembah yang dalam dan memanjang serta lereng-lereng pegunungan, maka pada tahun 1927, Java Staasspoorwegen (JSS) –perusahaan kereta api Hindia Belanda- mulai mendatangkan lokomotif uap CC50. Sebanyak 30 lokomotif langsung dipesan dari beberapa pabrik di Eropa seperti : Werkspoor Belanda dan Schweizerische Lokomotiv-und Maschinenfabrik Swiss. Jalur menanjak dan berbukit-bukit, seperti CIbatu-Cikajang-Garut dengan mudahnya dilalui oleh lokomotif CC50. Lokomotif yang telah teruji bisa melewati kesulitan yang tidak dimiliki lokomotif lain. Antara lain mampu menarik rangkaian seberat 1300 ton dengan kecepatan 55km/h juga mampu membelok di tikungan tajam (http://id.wikipedia.org/wiki/CC50).
Pembangunan jalur Rancaekek-Tanjungsari, 1916
(courtesy Collectie Tropenmuseum, Belanda)

     Dahulu di masa awal-awal kehadiran kereta api, masyarakat Bandung menjulukinya Si Gombar. Menurut buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe karya Haryoto Kunto, Si Gombar adalah lokomotif jalur pegunungan (Berglijn Locomotief) yang modern dan memiliki 8 buah roda-besar di depan, berpasangan. Si Gombar cocok buat jalur tanjakan-tanjakan berat di wilayah pegunungan Priangan, sambil mengangkut hasil per kebunan. Kedatangan kereta api ke wilayah Priangan sering ditunggu-tunggu oleh masyarakat kampung karena bentuknya yang besar dan unik. Sampai tahun 1930-an masih banyak "orang gunung" yang turun ke Bandung, berbekal nasi-timbel atau leupeutgorengan, cuma mau nonton Si Gombar ini (Mahanagari di http://www.facebook.com/note.php?note_id=202691449750878).
Lokomotif Mallet CC5012
(courtesy Degahk, flickr.com)
     Di dalam kamus Sunda yang disusun oleh RA Danadibrata terdapat istilah Gombar. Menurut kamus tersebut asal usul kata "Gombar" berasal dari manusia jahat pada tahun 1911 yang ada di film Amerika. Badannya besar dan tenaganya besar juga alias kuat. Kata tersebut sering dipakai orang Sunda untuk menggambarkan hal-hal yang besar dan bertenaga besar pula, diantaranya ya kereta api. Kereta api menurut penduduk Bandung bentuknya besar dan rodanya kecil-kecil tapi mempunyai tenaga yang besar (Mahanagari).
Rute pegunungan yang dilayani Si Gombar di Priangan diantaranya adalah;
-       Jalur Bandung-Cianjur-Bogor
-       Jalur Bandung-Purwakarta-Cikampek
-       Jalur Bandung-Cibatu-Tasikmalaya-Ciamis
-       Jalur Ciamis-Pangandaran
-       Jalur Bandung-Dayeuhkolot-Ciwidey
-       Jalur Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari
-       Jalur Dayeuhkolot-Majalaya
-       Jalur Cibatu-Garut-Cikajang
     Semua jalur yang pernah dirajai Si Gombar sekarang hanya tinggal kenangan, Si Gombar mengdenguskan nafas terakhirnya di trayek Cibatu-Garut-Cikajang pada pertengahan 1983. Jalur yang masih aktif hingga kini adalah jalur selatan yang menghubungkan Jakarta, Cikampek, Purwakarta, Bandung, Cibatu (Garut), Tasik hingga ke Jawa tengah dan Jawa Timur. Namun lokomotif uap rancangan teknisi Jerman Anatole Mallet (1837-1919) ini tak bisa menghindar dari tuntutan zaman. Kebijakan rasionalisasi lokomotif uap ke lokomotif diesel, membuat CC50 harus purna tugas, keberadaannya tergusur dan tergantikan oleh CC200, lokomotif diesel pertama yang diimpor oleh DKA (Djawatan Kereta Api) di tahun 1982 (berdasarkan buku PNKA Power Parade, AE. Durrant, persebaran lokomotif CC50 pada tahun 1969-1971).
Sumber  :  http://willylandscape.blogspot.com/2011/08/si-gombar-lokomotif-mallet-cc-50.html

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Páginas vistas en total

Archive

free counters
Blinkie Text Generator at TextSpace.net
Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Followers

Followers

About Me

Foto Saya
Asep Muharam
Lihat profil lengkapku

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blinkie Text Generator at TextSpace.net
free counters
Blinkie Text Generator at TextSpace.net
Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Batavia 1943 -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -