Posted by : Asep Muharam
Sabtu, 22 Juni 2013
Seorang gadis kecil berkerudung putih muncul dari balik pintu segera setelah kami mengetuk dan memanggil namanya, “itoh”.
Itoh adalah panggilan untuk siti masitoh, gadis 12 tahun yang kini
hanya tinggal bersama neneknya di sebuah rumah kecil berbilik bambu.
Nenek rentanya kini tak lagi dalam kondisi yang sehat, ia menderita asma
yang parah di tambah dengan penyakit-penyakit orang tua lain yang
menghinggapi dirinya. Itoh sigap sekali menyiapkan air panas dalam
gelas-gelas kaca dan menghidangkan nya untuk kami, padahal kami melarang
nya berulang kali.
Itoh yang baru lulus Sekolah Dasar ini adalah seorang anak yang tangguh.
selain sekolah, untuk menghidupi sang nenek dan dirinya itoh bekerja
ke pegunungan di sekitar puncak darajat garut. Ia mengais sayuran
sisa-sisa panen seperti keciwis dan kentang lalu menjualnya dengan
harga murah ke pengepul disitu. untuk mencapai lokasi memulung sisa
panen itoh harus menempuh perjalanan sekitar satu jam dengan berjalan
kaki. selain kegunung itoh juga kadang di minta bantuan oleh warga untuk
memanen buah dengan memanjat pohon atau mencuci pakaian tetangga
sebelum berangkat ke sekolah.
Selama hidup itoh belum pernah melihat ayahnya, sang ayah telah pergi
tanpa kabar sejak itoh di dalam kandungan. Setelah lahir itoh di asuh
oleh neneknya, sedang sang ibu tinggal bersama suami dan keluarga yang
baru.
Itoh pernah di tayangkan di program orang pinggiran transTV pada juni
2012 lalu, Alhamdulillah ada bantuan cukup besar yang itoh dan neneknya
terima dari situ, sebagian di gunakan untuk memperbaiki gubuk reot
mereka, sebagian lagi di gunakan untuk sekolah, beternak bebek, membayar
hutang ke warung dan biaya pengobatan nenek di Rumah sakit Garut.
Sang ibu datang ketika bantuan datang, tapi lalu beranjak pergi lagi 4
bulan kemudian setelah dana bantuan habis. hari itu itoh menangis,
dengan wajah sumringah itoh berkunjung ke rumah sang ibu, tapi naas
rumah ibu sudah kosong. tetangga menceritakan bahwa ibu itoh sudah
pindah entah kemana, ia tak meninggalkan alamat atau pesan untuk itoh
sama sekali. Sejak kejadian pergi 8 bulan lalu itu ibu itoh tidak lagi
memberikan kabar hingga sekarang. dan itoh kembali melanjutkan hidup
bersama nenek tercinta di rumah bilik yang tanahnya masih numpang ke
orang lain.
Sang nenek juga tak tinggal diam, saat badan nya sehat dia juga bekerja
menjadi buruh memotong rumput, memelihara ternak dan memasak di rumah.
Tapi saat sakit seperti sekarang itohlah yang mengambil alih semuanya.
Di depan rumah nampak ada kayu-kayu besar yang tengah di pecah dengan
golok, kayu2 itu di pecah agar lebih mudah di gunakan sebagai suluh
untuk masak. Saya Iseng bertanya “siapa yang mencari dan memecah kayu nya toh?” spontan itoh pun menjawab “itoh atuh ka, emang mau siapa lagi?”saya
terdiam, merinding mendengar jawaban nya. kehidupan berat yang di
hadapi Itoh telah membentuk Itoh menjadi anak yang kuat, tangguh dan
dewasa.
“itoh siap berangkat ke bandung untuk sekolah dan masuk pondok prestatif indonesia?” tanyaku sambil menatap itoh dalam-dalam. Itoh menunduk, agak lama lalu dia menjawab. “itoh
siap, tapi bagaimana nasib emak disini? Keluarga emak yang lain sudah
tidak peduli, kalau emak sakit juga ga pernah ada yang datang untuk
menjenguk, kata emak mungkin takut kalau nanti ‘katempuhan’ biaya
berobat”.
Tatapanku beralih ke nenek 70 tahun yang nampak sesak dengan asmanya, matanya basah. “Mak ikut juga ke bandung ya? tetep tinggal dengan itoh disana” pintaku lirih.. si nenek tersenyum dengan mata yang masih basah, “
Emak mah bagaimana baiknya saja, kalau harus ikut dengan itoh ke
Bandung ya hayu, Emak siap. Tapi kalo sekiranya jadi penghalang untuk
kemajuan itoh maka Emak mah di tinggal disini sendirian juga ga apa-apa,
jangan khawatir, insya Allah bisa.” Begitu kira-kira terjemahan bebas dari apa yang di sampaikan nenek.
Tak bisa menahan tangis, air mata saya mengalir tak terbendung, saya usap bahu si nenek lalu bilang perlahan “Emak ikut ke bandung, Demi Allah saya ga akan membiarkan Emak sendiran di sini”..
Sumber : http://dejangkar.blogspot.com/2013/06/kisah-hidup-itoh-dan-emaknya.html