Posted by : Asep Muharam
Rabu, 26 September 2012
anjing pelacak. shutterstock
Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono
mengatakan, angka tersebut setelah memperhitungkan rencana pembelian
satu ekor anjing pelacak yang menelan biaya Rp 150 juta.
"Itu sudah yang paling murah, ada yang sampai Rp 2 miliar. Jadi anjing yang paling bagus itu ada chipnya, dan jenisnya tertentu. Rp 2 miliar paling mahal," ujar Agung ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/9/2012).
Agung melanjutkan perawatan anjing pelacak ini juga tidak mudah dan murah. Anjing pelacak membutuhkan perhatian khusus. Meski sulit, keberadaan anjing pelacak mutlak diperlukan.
"Biaya makannya lebih mahal dari Dirjen. Kan anjing nggak bisa makan pecel, tahu telor. Tapi makannya harus disuapin semua. Jadi satu anjing punya satu handler dari orang kita, dididik, tapi dia tidak bisa pindah, karena dia hanya percaya satu orang," jelasnya.
Rencananya, anjing pelacak ini akan didatangkan dari Australia. Jenis anjing pelacak ini antara lain Labrador, Retriever dan German Shepard. Anjing-anjing ini juga dikualifikasi menjadi anjing agresif dan pasif.
"Yang agresif misalnya ada yang nyimpen narkoba, langsungdigaruk-garuk, itu untuk palet-palet bagasi penumpang. Sedangkan yang pasif itu untuk orang. Jadi kalau lihat itu dia duduk di depannya, kalau ada narkoba dia duduk, nanti kita panggil karena ada juga orang yang didekati anjing ketakutan, panik, anjing itu duduk di situ," katanya.
Meski telah berencana membeli 50 anjing, Agung mengaku jumlah tersebut dirasa masih kurang. Tapi, dia berjanji untuk menutupi kekurangan tersebut dengan peningkatan kualitas dan kapasitas aparat.
"Dari segi jumlah pasti kurang, tapi kita tutupi kekurangan itu dengan meningkatkan jumlah pegawainya, jadi pegawai yang passenger analysis unit itu yang kita perkuat karena itu tidak kalah efektif dengan anjing," ucapnya.
Sumber : http://www.merdeka.com/uang/bea-cukai-beli-50-anjing-pelacak-seharga-rp-75-miliar.html
"Itu sudah yang paling murah, ada yang sampai Rp 2 miliar. Jadi anjing yang paling bagus itu ada chipnya, dan jenisnya tertentu. Rp 2 miliar paling mahal," ujar Agung ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/9/2012).
Agung melanjutkan perawatan anjing pelacak ini juga tidak mudah dan murah. Anjing pelacak membutuhkan perhatian khusus. Meski sulit, keberadaan anjing pelacak mutlak diperlukan.
"Biaya makannya lebih mahal dari Dirjen. Kan anjing nggak bisa makan pecel, tahu telor. Tapi makannya harus disuapin semua. Jadi satu anjing punya satu handler dari orang kita, dididik, tapi dia tidak bisa pindah, karena dia hanya percaya satu orang," jelasnya.
Rencananya, anjing pelacak ini akan didatangkan dari Australia. Jenis anjing pelacak ini antara lain Labrador, Retriever dan German Shepard. Anjing-anjing ini juga dikualifikasi menjadi anjing agresif dan pasif.
"Yang agresif misalnya ada yang nyimpen narkoba, langsungdigaruk-garuk, itu untuk palet-palet bagasi penumpang. Sedangkan yang pasif itu untuk orang. Jadi kalau lihat itu dia duduk di depannya, kalau ada narkoba dia duduk, nanti kita panggil karena ada juga orang yang didekati anjing ketakutan, panik, anjing itu duduk di situ," katanya.
Meski telah berencana membeli 50 anjing, Agung mengaku jumlah tersebut dirasa masih kurang. Tapi, dia berjanji untuk menutupi kekurangan tersebut dengan peningkatan kualitas dan kapasitas aparat.
"Dari segi jumlah pasti kurang, tapi kita tutupi kekurangan itu dengan meningkatkan jumlah pegawainya, jadi pegawai yang passenger analysis unit itu yang kita perkuat karena itu tidak kalah efektif dengan anjing," ucapnya.
Sumber : http://www.merdeka.com/uang/bea-cukai-beli-50-anjing-pelacak-seharga-rp-75-miliar.html